MAKALAH MEDIA CETAK
MEDIA
CETAK
DISUSUN
OLEH:
DEFBY
MAI SHELLA
DINDA
APRILLIA
MAYALIANA
KELOMPOK:
6
PRODI
ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN
AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan
atas bagi kehadirat Allah SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami tepat pada
waktunya. Tak lupa, sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi
tugas kelompok 6 untuk mata kuliah Teknologi Media pada semester V dengan
mengangkat tema “Media Cetak”. Diharapkan, makalah ini dapat menambah
pengetahuan pembaca mengenai Media Cetak.
Mungkin dalam penyusunan
makalah ini, terdapat banyak kesalahan di dalamnya, maka dari itu kami harapkan
kritik serta saran yang membangun sehingga di kemudian hari akan menjadi lebih
baik. Kami berharap agar makalah ini akan bermanfaat bagi pembaca.
Medan, 21 November 2020
Disusun oleh,
Kelompok
6
DAFTAR
ISI
Hal
KATA
PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang...................................................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................................................. 1
C.
Tujuan .................................................................................................................................. 1
BAB II MEDIA CETAK
A.
Pengertian Media Cetak ....................................................................................................... 2
B.
Jenis Media Cetak ................................................................................................................ 3
C.
Penyimpanan Media Cetak .................................................................................................. 8
D.
Perkembangan dan Produksi Media Cetak .......................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan......................................................................................................................... 16
B.
Saran................................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Beberapa bentuk media massa saat ini disebarkan melalui saluran penyiaran yang berbeda. Salah satunya adalah media cetak. Media cetak merupakan sarana atau perantara komunikasi yang di cetak pada bahan dasar kertas dan kain untuk menyampaikan pesan atau informasi. Unsur utama dari media cetak adalah teks dan gambar visualisasi. Jenis media cetak yang termasuk di dalam media massa adalah surat kabar atau koran, majalah, tabloid dan lain sebagainya.
Peran media cetak sangatlah penting, selama berabad-abad media cetak menjadi satu-satunya alat pertukaran dan penyebaran informasi, gagasan dan hiburan, yang sekarang ini dilayani oleh aneka media komunikasi. Selain menjadi alat utama menjangkau publik, media cetak juga menjadi sarana utama untuk mempertemukan para pembeli dan penjual.
Media cetak adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih. Media cetak adalah suatu dokumen yang berisi rekaman peristiwa yang dapatkan oleh seorang jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, dan foto.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah pengertian media cetak?
2. Apa saja jenis-jenis media cetak?
3. Bagaimana penyimpanan media cetak?
4. Bagaimana perkembangan dan produksi media cetak?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian media cetak.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis media cetak.
3. Untuk mengetahui penyimpanan media cetak.
4. Untuk mengetahui perkembangan dan produksi media cetak.
BAB II
MEDIA CETAK
A.
Pengertian
Media Cetak
Media massa cetak merupakan media komunikasi pertama
yang dikenal manusia sebagai media yang memenuhi ciri-ciri komunikasi massa
(satu arah melembaga, umum, serempak). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), media cetak adala sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan
secara berkala seperti surat kabar,majalah, dan lain sebagainya.
Menurut
Eric Barnow media cetak disebut juga “printed page “ adalah meliputi
segala barang yang dicetak, yang ditujukan untuk umum atau untuk suatu publik
tertentu. Definisi media cetak menurut Rhenald Khazali adalah suatu media yang
statis dan mengutamakan pesan-pesan visual, media ini terdiri dari lembaran
dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, dalam tata warna dan halaman putih.[1]
Media
cetak adalah media yang menggunakan bahan dasar kertas atau kain untuk
menyampaikan pesan-pesannya. Media cetak merupakan suatu dokumen atas segala
hal yang ditangkap oleh sang jurnalis dan diubah ke dalam bentuk kata-kata,
gambar, foto, dan sebagainya. Dalam pengertian ini, media cetak yang digunakan
sebagai medium informasi dan periklanan dibatasi pada surat kabar dan majalah.
Sehingga kita dapat mengatakan bahwa informasi dan iklan pada media cetak
merupakan suatu bentuk promosi yang diungkapkan melalui gambar, bentuk, warna,
dan aksara dan melibatkan teknik proses percetakan secara tenggang dan saling
menunjang. Ciri khas karakter media massa cetak adalah melibatkan suatu proses
percetakan di dalam penggandaannya.
Media cetak merupakan media tertua yang
ada dimuka bumi. Media cetak berawal dari media yang disebut dengan Acta Diuna
dan Acta Senatus dikerajaan romawi, kemudian berkembang pesat setelah Johanes
Guttenberg menemukan mesin cetak hingga kini sudah beragam bentuknya, seperti
surat kabar, tabloid, dan majalah. Media cetak adalah segala barang cetak yang
dipergunakan sebagai sarana penyampaian pesan seperti yang sudah disebutkan
sebelumnya macam-macam media cetak pada umumnya.[2]
B. Jenis Media Cetak
Media cetak sebagai
bagian dari media massa ternyata memiliki banyak jenis. Beberapa jenis media
cetak yang mungkin kita sering jumpai sehari-hari. Berikut merupakan jenis
media beserta penjelasannya.
1.
Koran
Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa
Prancis courant) atau surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah
dibuang, biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas
koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa
berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat kabar
juga biasa berisi karikatur yang biasanya dijadikan bahan sindiran lewat gambar
berkenaan dengan masalah-masalah tertentu, komik, TTS dan hiburan lainnya.
2. Majalah
Majalah (berasal dari bahasa Inggris: magazine,
periodical, glossies atau serials) adalah penerbitan yang dicetak menggunakan
tinta pada kertas, diterbitkan berkala, misalnya mingguan, dwimingguan, atau
bulanan. Majalah berisi bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi,
yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah
dimengerti oleh banyak orang. Biasanya, majalah didanai oleh iklan, harga
penjualan, biaya berlangganan yang dibayar di awal, atau di akhir.
3. Brosur
Brosur adalah buku yang diterbitkan secara tidak
berkala yang dapat terdiri dari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak
terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halamannya
sering dijadikan satu (antara lain dengan stapler, benang, atau kawat),
biasanya memiliki sampul, tetapi tidak menggunakan jilid keras. Menurut
definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid keras,
lengkap (dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi
tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.
4. Buku
Buku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Buku adalah
kumpulan/himpunan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada
salah satu ujungnya dan berisi tulisan, gambar, atau tempelan. Setiap sisi dari
sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan
perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book
atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan perangkat seperti komputer
meja, komputer jinjing, komputer tablet, telepon seluler dan lainnya, serta menggunakan
perangkat lunak tertentu untuk membacanya.
5. Selebaran
Selebaran adalah kertas untuk mempromosikan sesuatu
biasanya ditempel / dibagikan. Selebaran atau edaran merupakan sebuah bentuk
komunikasi yang dicetak pada kertas berukuran kecil. Media cetak jenis ini
memiliki ciri mudah dibawa, berwarna-warni, atraktif, dan mudah dibaca.
Biasanya disebar pada orang-orang yang lalu lalang di jalanan. Surat edaran ini
biasanya digunakan oleh restoran, hotel, klub malam, kampanye politik, toko
makanan, konser, reli, dan lain-lain. Namun, biasanya orang-orang yang diberi
edaran ini tidak terlalu membacanya dan lebih memilih membuangnya sehingga
promosi lewat jenis ini tidak begitu efektif.
6. Billboard
Billboard merupakan
iklan yang sangat besar yang diletakan di lokasi strategis dengan ketinggian
yang dapat menarik perhatian. Biasanya para pembaca tertarik dengan warnanya
yang tajam dan tebal, kata-kata yang menarik perhatian, kreatifitas, desain,
efek special, dsb. Awalnya billboard merupakan lukisan tangan di atas papan
yang sangat besar, namun kini sudah dicetak di atas kertas yang sangat besar.
Belakangan billboard dilengkapi dengan lampu neon, berupa video dan grafis.
Beberapa billboard disebut bulletin. Komunikasi lewat jenis ini harus
menggunakan kata-kata yang sedikit. Gambarnya harus “berkata” lebih keras
daripada kata-katanya sendiri. Jenis ini merupakan media komunikasi yang bagus
untuk menangkap dan menahan perhatian pelanggan.
C. Penyimpanan Media Cetak
Ada dua cara/jenis
penyimpanan media cetak, yaitu penyimpanan secara manual dan penyimpanan secara
digitalisasi.
1. Penyimpanan Secara Manual
Media cetak yang
memiliki nilai guna permanen atau statis dan tersebar pada lembaga pemilik atau
pencipta baik lembaga-lembaga pemerintah, swasta, maupun perorangan pada
prinsipnya harus diselamatkan dan dilestarikan sebagai bahan bukti dan
pertanggungjawaban di masa mendatang. Seberapapun canggihnya sistem pengelolaan
media, hal itu tetap akan dimulai dari pengolahan secara manual. Kegiatan
pengolahan ini dimulai dari pemilahan media cetak sebagai sarana pencarian dan
penemuan kembali media.
Setelah
media cetak terolah dan menjadi bahan informasi yang siap disajikan atau
dilayankan maka sistem pengelolaan dengan teknologi yang canggih baru dapat
dilakukan sebagai back up maupun sebagai penunjang dalam pelayanan atau bahkan
menjadi sistem baru yang menggantikan sistem pelayanan manual itu sendiri.
Tetapi hal itu dapat dilakukan apabila segala perangkatnya telah tersedia, baik
menyangkut software termasuk regulasi tentang pedoman layanan maupun
hardwarenya serta ahli dan sumberdaya manusia yang mampu mengelola.
Berikut merupakan
tahapan penyimpanan media cetak secara manual yaitu
a)
Pengadaan,
b)
Inventarisasi,
c)
Klasifikasi,
d)
Katalogisasi,
e)
Shelving
dan lain sebagainya. [3]
Selain itu juga dalam
penyimpanan media cetak secara manual juga perlu dilakukan kegiatan preservasi
dan konservasi untuk menjaga bahan media cetak dari kerusakan kerusakan yang
diebabkan oleh suhu, udara, kelembapan dan lain sebagainya.
2. Penyimpanan Secara Digitalisasi
Penyimpanan
secara digital dari media cetak ke media elektronik disebut juga sebagai alih
media. Media cetak yang telah dilakukan pengolahan dan siap dilayankan dapat
dilakukan proses alih media. Alih media sendiri merupakan kegiatan migrasi atau
memindahkan ke dalam format yang lain, misalnya dari media kertas ke data
elektronik, kaset ke elektronik/digital, dan sebagainya. Kegiatan
mengalihmediakan harus tetap mengacu
pada sistem manual yang berlaku sehingga ketika diakses baik dari jalur manual
maupun lewat jaringan.
Media
cetak dapat dilakukan pengalihmediaannya dengan scanning, pengolahan data
scanning, listing dilakukan scanning, entry data ke dalam daftar arsip, dan
editing daftar. Setelah itu dilakukan pengkopian ke dalam media simpan bisa
berupa CD, DVD. Media cetak yang dialihmedia sebagai sarana jalan masuk untuk
pencarian media cetak digital.
Hasil
alih media cetak disimpan dalam bentuk file-file yang secara fisik direkam
dalam media elektronik seperti Harddisk, CD, DVD dan lain-lain. Penyimpanan file-file ini dilengkapi dengan
Database yang akan membentuk suatu sistem elektronik yang meliputi fasilitas
pengaturan, pengelompokan dan penamaan file-file hasil alih media.
Sistem
media elektronik merupakan otomasi dari sistem media manual. Maka sistem elektronik sangat tergantung
dengan sistem manual, dengan kata lain sistem media elektronik tidak akan
terbentuk tanpa ada sistem media manual. Berikut merupakan tahapan penyimpanan
media cetak secara manual yaitu:
a)
Seleksi bahan
b)
Pengecekan kondisi fisik
c)
Scanning
d)
Editing
e)
Pengemasan akhir
D. Perkembangan dan Produksi Media
Cetak
Media
cetak merupakan media massa memiliki sejarah panjang. Ia ada sebelum radio dan
televisi, dan internet. Penemu pertama Media Cetak adalah Johannes Gutenberg pada
tahun 1455 terutama di Negara Eropa. Perkembangan awal terlihat dari penggunaan
daun atau tanah liat sebagai medium, bentuk media sampai percetakan. Gutenberg
mulai mencetak Bible melalui teknologi cetak yang telah ditemukannya. Teknologi
mesin cetak Gutenberg mendorong juga peningkatan produksi buku menjadi hitungan
yang tidak sedikit. Teknologi percetakan sendiri menciptakan momentum yang
justru menjadikan teknologi ini semakin mendorong dirinya untuk berkembang
lebih jauh. Lanjutan dari perkembangan awal media cetak adalah dimana
perkembangan teknologi yang belum berkembang, yaitu media cetak dibuat memakai
mesin tik untuk membuat suatu iklan produk sedangkan gambar-gambar atau animasi
yang memperbagus iklan produk itu dibuat secara manual dengan menggunakan pena.
Tanda-tanda perkembangan media cetak adalah melek huruf ( kemampuan untuk
baca-tulis ). Memang melek huruf adalah kondisi yang dipunyai oleh kaum elite.
Bahasa yang berkembang pun hanya beberapa bahasa pokok, bahasa latin –
misalnya. Perkembangan pendidikan pada abad 14 juga mendorong perkembangan
orang yang melek huruf. Perkembangan media cetak sekarang yaitu didukungnya
perkembangan teknologi yang sudah berkembang, sehingga dapat memudahkan orang
untuk membuat suatu iklan yang lebih kreatif dan atraktif.
Sejarah
media modern berawal dari buku cetak. Pada 1640 Buku pertama kali diterbitkan
untuk warga koloni Amerika. Meskipun pada awalnya upaya pencetakan buku
hanyalah merupakan upaya penggunaan alat teknik untuk memproduksi teks yang
sama atau hampir sama, yang telah disalin dalam jumlah yang besar, namun upaya
itu tentu saja masih dapat disebut semacam revolusi. Lambat laun perkembangan
buku cetak mengalami perubahan dalam segi isi – semakin bersifat sekular dan
praktis. Kemudian semakin banyak pula karya populer, khususnya dalam wujud
brosur dan pamflet politik dan agama yang ditulis dalam bahasa daerah, yang
ikut berperan dalam proses transformasi abad pertengahan. Jadi, pada masa
terjadinya revolusi dalam masyarakat buku pun ikut memainkan peran yang tidak
dapat dipisahkan dari proses revolusi itu sendiri.
Koran
pertama yang terbit di Indonesia yakni pada zaman VOC sekitar tahun 1744. Isi
surat kabar pertama tersebut hanya memuat aneka berita tentang kapal dagang
VOC, mutasi pejabat, berita pernikahan, kelahiran dan kematian. Pembacanya pun
masih terbatas warga Belanda sendiri.
Judul
dari surat kabar tersebut adalah Bataviasche Nouvelles. Koran ini diterbitkan
seminggu sekali sebanyak 4 halaman yang semua isinya beritanya ditulis tangan.
Koran ini kemudian berkembang pesat dan berubah menjadi koran yang berisi
kritik terhadap perbudakan di Batavia dan perilaku penguasa VOC ketika itu.
Di
tahun 1860-an Penemuan Litography, yaitu proses kan dengan bahan kimia
menggantikan metode manual sebelumnya. Lithography berguna mempercepat
ilustrasi pada sebuah percetakan. Hal ini dikarenakan ia mengganti bahan kayu
dan metal dengan bahan kimia. Penemuan photoengraving sangat bermanfaat pada
penggunaan lithography. Hal in karena photoengraving merupakan alat yang
merubah bentuk bahan kimia kedalam piringan metal dengan proses potografi.
Pada 1960 Mesin ketik mulai digantikan oleh komputer
sehingga media cetak dapat memuat gambar atau foto. Setelah perang dunia kedua,
teknologi percetakan terus berkembang. Perkembangannya ini tidak hanya terpaku
pada kecepatan dan kuantitas yang dihasilkan. Tapi juga beragam hal diantarnya
kualitas penerbitan. Di tahun 1960 muncul komputer sebagi teknologi baru yang
revolusioner. Sepuluh tahun setelah kemunculannya, komputer mulai menggantikan
fungsi typesetting sebagai teknologi utama dalam industri percetakan. Komputer
membuat beragam hal dalam proses penerbitan menjadi lebih mudah. Hal ini karena
ia mendigital-kan proses penerbitan. Dengan komputer membuat layout menjadi lebih
mudah. Banyak hal seperti men set, meletakan tex, memberi foto, dan meng crop
foto menjadi lebih cepat. Penggunaan komputer ini terus berlanjut hingga
sekarang. Dengan teknologi komputer industri percetakan menjadi sangat
terbantu.
Pada
abad ke-20 Mulai digitalisasi media
cetak ke dalam bentuk elektronik Mulai digitalisasi media cetak ke dalam bentuk
elektronik. Hal ini dilakukan untuk untuk menjaga atau sebagai bak up jika
dokumen atau media cetak aslinya hilang atau rusak.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Media massa cetak
merupakan media komunikasi pertama yang dikenal manusia sebagai media yang
memenuhi ciri-ciri komunikasi massa (satu arah melembaga, umum, serempak).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), media cetak adala sarana media massa
yang dicetak dan diterbitkan secara berkala seperti surat kabar,majalah, dan
lain sebagainya. Media cetak
sebagai bagian dari media massa ternyata memiliki banyak jenis yaitu
koran, majalah, brosur,
buku,
selebaran,
billboard
dan lain sebagainya. Ada dua jenis penyimpanan media cetak yaitu penyimpanan
secara manual dan penyimpanan secara digitalisasi. Media cetak merupakan media
massa memiliki sejarah panjang. Ia ada sebelum radio dan televisi, dan
internet. Penemu pertama Media Cetak adalah Johannes Gutenberg pada tahun 1455
terutama di Negara Eropa. Perkembangan awal terlihat dari penggunaan daun atau
tanah liat sebagai medium, bentuk media sampai percetakan. Hingga akhirnya
penggunaan computer sampai proses pendigitalisasian media cetak.
B.
Saran
Sesuai dengan
kesimpulan di atas penulis menyarankan agar kita memiliki kemauan untuk belajar
mengenai media cetak yang juga merupakan salah satu media bahan pustaka di
perpustakaan agar kita menjadi seorang mahasiswa/i prodi ilmu perpustakaan yang paham mengenai pengertian, jenis,
penyimpanan, perkembangan dan produksi media cetak itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Rhenald
Khazali, 1992. Manajemen Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia,
Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti
Suranto Aw, 2010. Komunikasi Sosial Budaya , (Yogyakarta: Graha Ilmu), cet pertama,
Anggreini,
Anugerah. 2015. Sistem Pengolahan Bahan
Pustaka Di Perpustakaan Sma Negeri 1 Maros. Fakultas Adab Dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Alauddin: Makassar
[1]
Rhenald
Khazali, 1992. Manajemen
Periklanan, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT.
Pustaka Utama Grafiti, , h. 99
[2] Suranto Aw, 2010. Komunikasi Sosial Budaya , (Yogyakarta: Graha Ilmu), cet pertama, h. 228.
[3]
Anggreini, Anugerah. 2015. Sistem
Pengolahan Bahan Pustaka Di Perpustakaan Sma Negeri 1 Maros. Fakultas Adab
Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Alauddin: Makassar. H 21
Comments
Post a Comment